1. Takut terhadap Keritikan
Allah menciptakan manusia dengan segala kekurangan dan kelebihanya. Kita haruslah bisa menerimanya dan menjadikanya sebagai ladang pahala.
Dengan kelebihan yang kita miliki, kita dapat berbuat lebih banyak untuk membantu orang lain. Begitupun dengan kekuranganya, kita akan lebih bersabar dan lebih giat lagi menutupinya.
Namun semua itu tidak lepas dari ujian Allah di manapun kita berada.
Seringkali kekurangan yang ada pada diri kita menjadikan hambatan untuk mendapatkan
Kebahagiaan. Terutama jika seseorang tidak ada keberanian unutk menghadapi keritikan dari orang lain tentang kekurangannya. Berubungan dengan siapapun akan menimbulkan perasangka yang tidak menenangkan hati, sehingga kebahagiaan sukar di dapat.
Maka bersikaplah optimis dalam menjalami kehidupan, karena Allah telah menciptakan manusia dengan segala kekurangan dan kelebihannya. Belajarlah menyikapi keritikan orang lain dan tenang, besikap wajar tidak memperhatikan wajah kusam dan cemberut tanda ketidaksenangan terhadap orang yang mengkeritiknya. ‘’Kuasailah masalah, jangan dikuasai oleh masalah ‘’
Memperlihatkan wajah yang manis dan berperasangka baik tehadap orang lain. Selama kita masih hidup dan behubungan dengan sesama manusia, selama itu pula tidak akan lepas dari keritikan orang lain.
Oleh karena itu, jangan takut dengan keritikan orang lain
Sebelum mengetahui apa yang membuat kita di koreksi. Belum tentu dengan keritikannya membuatnya celaka dan merasa terganggu. Ada juga keritikan yang membawa seseorang untuk lebih maju dan bahagia.
Jika mendapat keritikan dari orang lain, sebaiknya kita menerima dengan sabar dan berlapang dada. Apa lagi kalau mengkeritik dengan baik,tanpa ada keinginan untuk merusak kebahagiaan orang lain.jika benar demi kian, berterima kasihlah kepada orang tersebut. Mungkin tanpa koreksi orang lain, kita tidak akan tahu kekurangan/ kelebihan yang ada pada diri kita. Menerima keritikan orang lain merupakan awal dari kebahagiaan yang kita rasakan. Sebaliknya jika seseorang tidak mau dikeritik, merupakan awal dari kesengsaraan batin bagi dirinya dan merupakan sifat yang tidak terpuji. Oleh karena itu, tanamkan pada diri kita selalu berperasangka baik tehadap keritikan orang lain.
Agar kita senantiasa merasakan ketenangan dan kebahagiaan dalam menjalani kehidupan, maka berpandanglah sebagai berikut:
1. Dibalik seribu keritik ada seribu simpati.
2. Keritik yang pedas merupakan sarana berpikiran luas.
3. Keritik adalah peraktek analisis.
Seseorang takut akan keritikan sama dengan rendah diri, tidak yakin pesimis dan selalu berpikiran negatif.
Kebahagiaan seseorang akan hilang jika kita selalu berpikir negatif terhadap keritikan orang lain. Belajarlah menerima keritikan orang lain dengan lapang dada, agar kita selalu mendapatkan kebahagiaan.
Kebahagiaan akan sulit didapatkan kalau kita selalu tidak mempunyai keyakinan pada diri sendiri. Takut dengan keritikan orang lain akan membuat kita mejadi seseorang yang pesimis dalam menjalankan kehidupan. Jangan mudah terpengaruh terhadap keritikan orang lain yang sifatnya akan menimbulkan perasaan rendah diri, dan pastinya akan menghalangi kebahagiaan. Hadapilah keritikan orang lain dengan bijak, mungkin saja ada hikmah yang tidak di sadari dan membuat hidup lebih bahagia.
Oleh karena itu, ketika kita mendapatkan keritikan orang lain, bersikaplah dengan tenang tanpa di sadari hawa nafsu. Pahami apa yang telah di sampaikan pada kita, apa maksud dan tujuanya. Kemudian kita introspeksi. Sebaiknya kita bersyukur jika keritikan tersebut menyadarkan kita dari kesalahan yang kita tidak sadari. Tetapi jika keritikan orang tidak baik dan berusaha untuk menghalangi kebahagaiaan kita, maka bersikap sabar dan bertawakal kepada Allah Swt. Adalah jalan terbaik
Seperti yang terjadi pada salah seorang wanita yang bernama Aska. Dia adalah seorang mahasiswi tingkat akhir yang sedang menyelesaikan tugas akhir dari kampusnya. Karena dia tidak mempunyai keyakinan atas kemampuanya, dia selalu berpikir kalau dirinya tidak akan pernah mampu menyelesaikanya dengan baik. Aska selalu ketakutan dalam menghadapinya. Berbagai cara telah ia lakukan untuk keberhasilanya, akibat kelelahan dalam berpikir, akhirnya ia jatuh sakit dan harus berobat. Ditambah dengan berbagai macam persoalan keluarga yang harus di pikulnya, karena Aska anak petama dari tiga bersaudara yang telah di tinggal mati orangtuanya.
Keberhasilannya adalah harapan keluarga. Kalau sampai tidak berhasil, Aska takut akan keritikan dan tuntutan dari saudara-saudaranya. Karena telah dianggap banyak mengeluarkan materi yang cukup banyak. Sebelum menyelesaikan tugasnya dengan baik, Aska terlalu pesimis sehingga ia jatuh sakit. Aska tidak bisa diobati dan Aska mengalami stres berat yang memerlukan perawatan khusus dari dokter dan keluarga .
Hingga pada akhirnya Asaka dirawat di Rumah Sakit. Setelah beberapa minggu di rawat dan di bawa pulang keluarganya masih dalam keadaan sakit. Aska tidak bisa menyelesaikan tugasnya dan gagal dengan harapan dan cita-citanya.
Setiap orang harus siap menjalani kehidupan dengan sikap optimis, tidak takut dengan keritikan dari orang lain dan segala pebuataan haruslah diniatkan dalam rangka menjalankan ibadah pada Allah Swt..
2. Iri dan Dengki
A. Tidak senang melihat orang lain bahagia
Kebahagiaan seseorang bukan hanya diukur dari materi yang serba cukup, namun terutama dari hati yang bersih dan lapang. Materi adalah salah satu penunjang kebahagiaan yang di capai seseorang. Walaupun dengan materi yang pas-pasan jika hati kita bersih dan menerima segala yang telah diberikan Allah Swt., memiliki sifat syukur dan tawakal, tidak memiliki sifat iri dan dengki .biasanya seseorang yang iri dan dengki, dia tidak akan menyadarinya. Namun dari amal perbuatan tampak jelas beda antara orang yang iri dan dengki dengan yang tidak.
Seseorang yang memiliki sifat iri dengki cenderung lebih memperhatikan kekurangan orang lain tanpa mau melihat kekurangan yang ada pada dirinya. Dia selalu mencari kesalahan orang lain dan berusaha untuk memperluas beritanya agar orang tersebut terganggu ketenangan dan kebahagiaanya.
Sebagai orang yang beriman hendaklah membuang jauh-jauh sifat iri dan dengki, selain di benci Allah juga tidak akan di sukai sesama umat manusia. Karena sifat iri dan dengki biasanya akan menyakiti orang lain, juga akan menyakiti dirinya sendiri . seseorang yang memiliki sifat iri dan dengki akan berperasangka yang buruk tehadap orang lain. Dia hanya bisa menduga-duga , seperti yang terjadi pada keluarga Ibu Joko.
Keluarga Ibu Joko adalah keluarga yang taat beribadah dan rajin dalam mencari kehidupan yang baik. Awalnya Ibu Joko seorang biasa-biasa, namun dengan keluletan dan kerja keras, akhirnya Allah memberikan kemudahan dalam segala urusannya. Keluarga Ibu Joko menjadi pedagang sukses dengan kehidupan yang serba cukup.
Tiba-tiba tersebar berita yang tidak pernah dilakukan oleh keluarga Ibu Joko, dengan berita bahwa kekayaan yang dimiliki keluarga tersebut tidak halal dalam memperolehnya.
Hal ini adalah hasil dari perbuatan seseorang yang tidak suka dengan keberhasilan keluarga Ibu Joko tersebut, dan berusaha merusak kebahagiaan keluarganya. Seseorang yang memiliki sifat iri dengki terhadap orang lain, tidak akan pernah senang ketika melihat orang lain bahagia. Hal ini merupakan sifat yang tidak terpuji dan merusak kebahagiaan diri sendiri. Selama tidak bisa memperbaiki sifat iri dan dengki, sampai kapanpun tidak akan merasakan kebahagiaan dalam menjalani kehidupannya. Karena ketika melihat kebahagiaan orang lain, jiwanya tidak bahagia dan selalu berusaha mencari aib dan kesalahan orang lain.
Seperti uraian di atas, seseorang yang mempunyai sifat iri dan dengki adalah sifat yang tidak terpuji, kebahagiaan akan terhalangi dengan hal-hal yang tidak perlu.
Berusahalah untuk memperbaiki diri dan senantiasa bertawakal kepada Allah Swt., agar syetan tidak harus menggoda dengan pikiran-pikiran yang tidak baik. Jika kita tidak memiliki sifat iri dan dengki,maka hati dan pikiran akan tenang dan tentram. Salah satu hati dan pikiran yang bersih adalah ketika melihat keberhasilan orang lain, kita pun ikut bersyukur dan bahagia. Tidak ada perasaan dan pikiran untuk menghalangi kebahagiaan orang lain.
Hal ini merupakan salah satu bukti kebahagiaan seseorang yang tidak memiliki sifat iri dan dengki. Diawali dengan hati dan pikiran yang bersih akan mengakibatkan perbuataan yang tidak baik. Sebaliknya hati dan pikiran yang kotor , yang tidak diimbangi dengan keimanan yang cukup, maka syetan akan terus menggoda, sehingga menimbulkan perbuatan tidak baik. Seperti cemburu akan keberhasilan orang lain, senang melihat orang lain susah dan sengsara, berusaha untuk menghalangi ketenangan dan kebahagiaan orang lain dengan cara mencari-cari kesalahan orang lain tanpa melihat kesalahan pada dirinya. Seseorang yang memiliki sifat iri-dengki selamanya tidak akan merasakan ketenangan , ketika melihat orang lain susah, dia akan bahagia. Ada kepuasan tersendiri di hatinya. Apa lagi jika orang tersebut pada awalnya dianggap pesaing dalam kehidupannya mengalami kejatuhan.
Seperti yang terjadi pada seseorang bernama Iriyanthi. Dia adalah salah satu karyawan swasta dan mempunyai kedudukan yang cukup baik. Dalam kehidupan sehari-hari, Iriyanthi senang bermewah-mewahan. Dia berteman dengan salah satu karyawan biasa yang hidup sederhana bernama Cinda. Mereka kelihatan akrab dan saling membantu dalam segala hal, namun ketika Cinda mendapakan kedudukan yang lebih baik, kecemburuan menghinggapi Iriyanthi dan membuat persahabatan mereka terganggu.Iriyanthi tidak senang ketika temanya itu mendapatkan kedudukan yang lebih baik dari pada sebelumnya.
Iriyanthi menganggap Cinda sebagai penghalang keberhasilanya dalam karir . dengan perasaan yanb tidak baik, timbul pikiran kotor untuk menjatuhkan Cinda dari kedudukanya . dalam hal bekerja , Iriyanti tidak membantu cinda, malah timbul keinginan unutk mencari-cari kesalahan cinda dan menyebarkan berita tidak baik terhadap teman kerjanya. Karena cinda tidak bisa melakukan tugasnya dengan baik,ada kepuasaan tersendiri terhadap diri Iriyanti ketika melihat cinda dalam kesulitan dengan tugasnya, Iriyanthi tampak lebih tenang dengan keadaan cinda.
Selang beberapa bulan kemudian iriyanthi di periksa oleh pihak kepolisian karena di duga telah memakai uang yang jumlahnya tidak sedikit . dan iriyanthi tidak bis
3. TIDAK SABAR
Setiap manusia harus mempunyai sifat sabar, sabar dalam segala hal. Seperti sabar dalam bekerja, belajar, berdakwah dan sebagainya. Setiap langkah dalam menjalani kehidupan harus di awali dengan jiwa sabar. Jika seseorang memiliki sifat sabar dalam menjalankan berbagai aktifitasnya. Maka buah kebesaran adalah kebahagiaan dan kesenangan akan di peroleh juga pahala dari Allah. Karena Allah sangat menyukai orang-orang yang sabar. .selain itu hasil yang didapatkan lebih baik dari pada orang yang tidak memiliki sifat sabar
Seseorang yang tidak memiliki sifat sabar akan membuahkan kekecewaan. Misalnya, seseorang tidak sabaran dalam bekerja dam belajar. Dia tidak akan mendapatkan kepuasan dengan hasil kerjanya, karena terburu-buru ingin cepat selesai dan tidak teliti. Oleh karena itu, dia tidak akan mendapatkan prestasi yang lebih baik.
Dengan ketidaksabaran, ketika seseorang menyampaikan dakwahnya pada orang lain, dia tidak akan mendapatkan respond an simpati yang baik, walaupun pesan yang di sampaikannya benar. Selain tidak di sukai orang lain diapun tidak akan mendapatkan kebahagiaan, yang ada pada hanyalah kekecewaan pada dirinya
Begitu pun ketika seseorang bedoa pada Allah tidak di dasari dengan kesabaraan dan ketawakalan kepada Allah maka ketika Allah mengabulkanya secara langsung, dia akan berburuk sangka pada Allah, dan dia akan merasakan kelelahaan dalam berdoa. Sehigga nenimbulkan kekecewaan yang diakhiri kekecewaan yang diakhiri dengan keputus-asaan pada dirinya.
Allah telah menyebutkan kata-kata sabar di Sembilan puluh tempat dalam al quran
Segala pekerjaan kita di dunia, tidak lepas dari dua hal
Pertama, keadaan yang sejalan dengan keinginannya, seperti masalah kesehatan, keselamatan, harta, kedudukan, banyak anak dan apapun yang di inginkan dalam kehidupan ini.
Manusia sangat butuh kesabaran dalam urusan ini karena tidak semua akan berpihak kepadanya dan tidak selamanya dia bisa mendapatkan kenikmatan. Dia harus memperhatikan hak Allah dalam urusan hartanya dengan cara menginfakanya, dalam pekara badannya yang harus memberi bantuan untuk kebenaraan.
Jika tidak mampu mengontrol dirinya tetkala mencari kenikmataan dan condong kepadanya, maka dia bisa terdorong untuk melakukan tindakan sewenang-wenangnya dan sombong.
Kedua, keadaan yang berbeda dengan keinginan hal ini bisa di bagi dengan tiga macam:
1. Berkaitan dengan ketaatan.manusia harus sabar dalam hal ini sebab tabeat jiwa manusia suka menghindar dari ibadah-ibadah yang semestinya di lakukanya hal ini bisa di bedakan dengan tiga keadaan :
a. Keadaan sebelum ibadah yaitu ,meluruskan niat, iklas dan sabar membersihkan noda ria’.
b. Kadaan tetkala melaksanakan ibadah, jangan malas melaksankan adab dan sunnah sunnahnya’.
c. Keadaan sesuai ibadah, yaitu sabar untuk tidak memamerkanya dan tidak menceritakanya karena ria dan mencari nama serta hal-hal yang bisa menggurkan amalnya.
2. Sabar dalam menghindari kedurhakaan manusia sangat memerlukannya kesabaran ini jika kedurhakaan ini sangat mudah dilakukan, semacam kedurhakaan lidah yang berupa ghibah, dusta, pamer dan lain-lainnya, maka kesabaran dalm hal ini sangat berat
3. Sabar menghadapi sesuatu yang diluar khendak dan pilihanya, seperti datngnya musibah yang tidak terduga, semacam kematian orang yang dicintainya, harta benda yang musnah, mati yang tiba-tiba menjadi buta,sakit dan berbagai macam cobaan. Sabar dalam menghadapi keadaan ini merupakan kedudukan yang paling tinggi, karena sandaranya adalah keyakinan. Yang mirip dengan kesabaraan ini ialah sabatr mengahadapi gangguan orang lain, seperti orang yang menyakiti dengan perkataan, perbuataan atau suatu tindak kejahatannya tehadap diri dan hartanya. Sabar dalam hal ini ialah tanpa harus membalasnya. Sabar mengahadapi sikap orang lain yang menyakitkan termasuk tingkatan sabar yang tinggi.
Orang yang tidak mau ber sabar dan hanya menunggu turunya rahmat tak ubahnya orang yang mengolah tanah dan membersihkanya dari rumput, lalu menyamai benih. Tentu saja apa yang dilakukannya itu ada gunanya kecuali jika ada hujan atau tanah itu diairi. Sementara dia tidak tahu kapan Allah menetapkan penyebab turunya hujan.
Seorang hamba yang membersihkan hati dari rumput-rumput nafsu dan menyemai benih keinginan, sabar dan ikhlas di dalamnya, membuka lahannya agar di hembus angin rahmat. Sebagaimana mas menungguyang semakin kuat pada musim hujan saat terlihat mendung yang mengantung
4. Menghawatirkan Hal yang sepele, menjauhkan kebahagiaan
Seseorang yang memiliki tingkat keimanan yang kuat, kebahgiaan tidak akan terhalangi oleh hal-hal yang tidak perlu. Dalam kegiatan sehari-hari dia tidak akan membesar-besarkan masalah yang tidak begitu penting.
Dan dengan kesabaran dan keimanan yang kuat pada Allah, dia menjalani kehidupan dengan penuh kesabaran demi tercapainya kebahagiaan. Terutama yang beurusan denganorang lain, dia selalu menghargai dan mau memaafkan kesalahan orang lain dengan hati dan jiwa penuh keikhlasan. Dengan demikian dunia dan akhirat akan di peroleh. Namun jika tingkat keimanannya lemah, dia akan selalu mempersulit dengan hal yang begitu penting.
Kebahgiaan akan sulit dicapai jika seseorang selalu mengkhawatirkan kejadian yang belum dilkukanya, dam memikirkan kesulitan yang akan datang jauh hari sebelumnya, yang belum tentu akan mengalaminya.
Terkadang ada orang yang masih bisa dipengaruhi dengan mimpi-mimpi buruk dan megambarkan mimpi tersebut dengan kejadian akan datang, begitu pun dengan hubungan keluarga. Terkadang takut akan rezeki yang didapat, tidak akan mencukupi kebutuhan keluarga. Diantaranya :
- khawatir seorang laki-laki bisa membahagiakan anak istrinya. Sehigga dia menunda pernikahannya.
- Seorang ibu khawatir akan masa depan anak-anak sehingga ia terus memikirkanya dan takut kalau rezeki yang di dapat tidak mencukupinya
Dalam lingkungan masyarakat, ketika menghadiri suatu pesta, khawatir dengan penampilanya, takut akan keritikan orang lain, malu dengan kekurangan yang ada pada dirinya sehingga setiap menerima undangan dari para tetangganya merupakan kesusahan dalam menghadapinya. Yang selalu jadi bahan pemikiran yang sangat penting jauh hari sebelumnya. Dan merupakan suatu beban pada dirinya sendiri dan mengakibatkan terhalangnya kebahagiaanya sendiri.
B. Mengahawtiran hal-hal yang sepele, disibukan dengan hal –hal tidak penting
Seseorang yang selalu menyibukan dirinya dengan hal-hal yang tidak penting, menyebabkan terbengkalainya hal-hal yang penting.
Orang yang mempunyai rasa tanggung jawab tidak akan melakukan hal-hal yang tidak perlu.kehidupanya sangat teratur dan terencana. Insya Allah kehidupan yang diraih akan lebih baik dengan kebahagiaan yang dapat dicapai dan dinikmati
Jika seseorang dalam kehidupanya tidak mempunyai rasa tanggung jawab yang penuh. Dia akan melalaikan kewajiban yang harus dilakukanya dengan segera dan menyibukan hal-hal yang tidak perlu. Misalnya, dia lebih asik denga radio atau TV dengan lagu dan music yang tidak bernuansakan Islam. Sedang kewajiban untuk melaksanakan shalat fardhu dilalaikan.
Padahal apabila kita tepat waktu melaksanakan shalat akanmendapatkan pahala dan kebahagiaan dunia dan akhirat. Menjelang malam disibukan dengan tayangan acara televise tersebut.
Dengan keseriusan dan perhatian yang lebih dalam mengisi waktu dengan acara-acara televise dan radio, membuat hati dan pikiran terpengaruh dengan hal-hal yang tidak perlu, dan membuat waktu yang tersedia terbuang percuma.
Dengan demikian, hati dan pikiran pun ikut terbawa emosi siaran televise sering kali membuat kekecewaan pad diri sendiri. Sedangkan urusan lwbih penting, terbengkalai.
Misalnya, seseorang ibu seringkali melalaikan tugasnya mengurus dan melayani anak-anaknya. Karena waktu habis acara yang tidak perlu. Sehingga waktu untuk menyediakan makan keluarga, terbengkalai seringkali keluarga memakan makanan yang tidak begitu diperhatikan nilai kesehatanya. Dan membuat keluarga terutama anaknya sering sakit. Hal ini membuat kebahagiaansemakin terhalang dari dirinya.
5. Mengkhawtirkan Hal-hal yang sepele
A. Mengkhawatirkan Hal-hal yang sepele, menjauhkan kebahagiaan
Seorang yang memiliki tingkat keimanan yang kuat,kebahgiaan tidak akan terhalangi oleh hal- hal yang tidak perlu.dalam kegiaatan sehari-hari dia tidak akan membesar-besarkan yang tidak begitu penting.
Dan dengan kesabaraan dan keimanan yang kuat pada Allah, dia menjalani kehidupan dengan penuh kesabaraan demi tercapainya kebahagiaan. Terutama yang berurusan dengan orang lain, dia selalu menghargai dan mau memaafkan kesalahaan orang lain dengan hati dan jiwa yang penuh keikhlasan. Dengan demikian dunia dan akhirat akan di peroleh. Namun jika tingkat keimanannya lemah, dia akan selalu mempersulit dirinya dengan hal-hal yang tidak begitu penting.
Kebahagiaan akan sulit dicapai jika seseorang selalu mengkhawatirkan kejadiaan yang belum dilakukanya,dan memikirkan kesulitan yang akan datang jauh hari sebelumnya, yang belum tentu dia akan mengalaminya.terkadang ada orang yang masih bisa dipengaruhi dengan mimpi –mimpi buruk dengan menggambarkan mimpi tersebut dengan kejadian yang akan datang,begitu pun dengan hubungan keluarga. Terkadang takut rezeki yang didapat, tidak akan mencukupi kebutuhan keluarga. Di antaranya:
- Khawtir seorang laki-laki tidak bisa membahagikan anak dan istrinya, sehingga menunda pernikahnnya.
- Seorang ibu khwatir akan masa depan anak-anak sehingga ia terus memikirkannya dan takut kalau rezekiyang dia dapat tidak mencukupinya.
Dalam lingkungan masyarakat, ketika menghadiri suaatu pesta, khwatri dengan penampilanya, takut akan keritikan orang lain, malu dengan kekurangan yang ada pada dirinya . sehingga setiap menerima undangan dari para tetangganyamerupakan kesusahaan dalam mengadapinya. Yang selalu jadi bahan pemikiran yang sangat penting jauh hari sebelumya. Dan merupakan suatu beban pada dirinya. Pada akhirnya akan mempersulit dirinya sendiri dan mengakibatkan terhalangnya kebahagaianya sendiri.
B. Mengkhawatirkan Hal-hal yang sepele, dibukan dengan hal-hal yang tidak penting .
Seseorang selalu menyibukkan dirinya dengan hal-hal yang tidak penitng, menyebabkan terbengkalainya hal-hal yang penting.
Orang yang mempunyai rasa tanggung jawab tidak akan melakukan hal-hal yang tidak perlu. Kehidupanya sangat teratur dan terencana.Insya Allah kehidupan yang akan diraih akan lebih baik dengan kebahagiaan yang dpat di capai dan dinikmati.
Jika seseorang dalam kehidupanya tidak mempunyai rasa tanggung jawab yang penuh. Dia akan melalaikan kewajiban yang harus dilakukan dengan segera dan menyibukan dengan hal-hal yang tidak perlu. Misalnya, dia lebih asik dengabn radio atau TV dengan lagu dan music yang tidak bernuansakan Islam. Sedang kewajiban untuk melaksankan shalat fardhu dilalaikan.
Padahal apa bila kita tepat waktu melaksanakan shalat akan mendapatkan pahaladan kebahagiaan dunia dan akhirat.menjelang malam di sibukan dengan tayangan televise, membuat hati dan pikiran ikut di sibukkan dengan acara televisi tersebut.
Dengan keseriusan dan perhatian yang lebih dalam mengisi waktu dengan acara-acara televisi dan radio,membuat hati dan pikiran terpengaruh dengan hal-hal yang tidak perlu , dan membuat waktu yang tersedia terbuang percuma.
Dengan demikian, hati dan pikiran pun ikut terbwa emosi. Siaran televise seringkali membuat kekecewaan pada diri sendiri. Sedangkan urusan lebih penting, terbengkalai.
Misalnya, seorang ibu seringkali melalaikan tugasnya mengurus dan melayani anak-anaknya. Karena waktu habis dengan acara yang tidak perlu. Sehingga waktu untuk menyediakan makan keluarga, terbengkalai seringkali keluarga memakan makanan yang tidak begitu di perhatikan nilai kesehatannya. Dan membuat keluarga terutama anaknya sering sakit hal ini membuat kebahagiaan semakin terhalang dari dirinya.
6. Cemas yang berlebihan
A. Mencemaskan masa depan yang berlebihan
Segala sesuatu yang terjadi pada diri manusia atas izin Allah Swt.. dan Allah memberikan ujian dengan sesuai dengan kemampuan manusia. Sebagai umat manusia, wajib mempercayai dan meyakini kententuan Allah ini.
Oleh karena itu sebagai mahluk-NYa, janganlah mengkhwatirkan segala sesuatu yang akan terjadi dengan berlebihan. Berusahalah setiap menghadapi permasalahan dengan jiwa penuh ketenangan dan tawakal pada Allah. Yakin setiap ada permasalahan, pasti ada kemudahan.
Seseorang tidak mempunyai keyakinan pada Allah,maka setiap ada permasalahan dia akan sulit untuk menyelesaikannya dan selalu memvonis sesuatunya tidak mudah untuk diselsesaikan.
Allah pun mengikuti perasangka hamba-Nya. Seperti yang terjadi pada salah satu keluarga . ketika salah satu anggota keluarganya (anaknya ) melakukan kesalahan. Seseorang ibu yang yang sangat mengkhwatirkan perilaku anaknya akan berlanjut hingga dewasa. Dan memberikan pemahaman berlebih. Sedangkan anak yang masih di bawah umur, belum bisa menerima dengan baik. Sehingga anak yang tadinya periang, lincah, menjadi pemurung,mengurung diri /atau menarik diri dari pergaulanya.
Ketakutan yang mendalam membuat anak tersebut sering menangis, takut akan hal-hal yang belum terjadi. Dan pada akhirnya anak jadi stress berkepanjangan.
Hal ini membuat orangtuanya cemas, dan kebahagiaan yang akan diraih, yakni memiliki anak-anak yang saleh dan salehah akan berubah menjadi keadaan memperihatinkan. Oleh karena itu, janganlah memikirkan yang belum terjadi. Hadapilah segala macam kehidupan dengan keimanan dan ketakwaan kepada Allah.
B. Ketidakseimbangan memikirkan peroses dan hasil
Kebahagiaan akan sulit diraih jika sesorang terlalu memikirkan hasil, tidak ada keberanian untuk mencoba, dan berpikir apa yang di lakukannya berat.sebagai orang yang mempunyai keimanan dan keyakinan pada Allah. Seharusnya dia berusaha dengan kemampuanya. Sehingga ketika menghadapi suatu masalah, akan terasa ringan dan mudah dalam menyelesaikanya.
Jika seseorang dalam mengadapi segala macam persoalan hidupnya dibarengi ketaqwaan kepada Allah. Akan terasa berat jika seseorang menghadapinya dengan hawa nafsu, akan timbul kecemasan yang berlebihan yang mengakibatkan masalah semakin terasa sulit diselesaikannya.
Seperti yang terjadi pada keluarga Arini. Arini seorang ibu dan mempunyai tiga orang anak laki-laki dan perempuan. Dia seorang ibu yang penuh perhatian terhadap keluarganya. Arini membesarkan anak-anaknya sendiri tanpa seorang suami.
Ketika anak pertamanya beranjak dewasa, kekhawatiran Arini terhadap anaknya sangat berlebihan. Arini mengambil pelajaran atas pengalaman dirinya, kegagalan dalam berumah tangga sangat mempengaruhi Arini dalam mendidik anak-anaknya, terutama tehadap anak perempuannya yang beranjak dewasa. Arini tidak mau kejadian atas dirinya terulang kembali pada anak-anaknya. Sehingga pengawasaan Arini terhadap anaknya semakin ketat. Setiap kali anaknya akan melakukan sesuatu harus seizinnya. Jika anaknya melanggar peraturan yang di tetapkan Arini, Arini akan marah dan memberikan hukuman pada anaknya. Arini sangat membasmi pergaulan, tidak sembarangan anak-anak bisa bergaul. Tujuannya dalah untuk kebahagiaan anak-anaknya juga.
Arini menginginkan anak-anaknya menjadi orang sukses. Namun Arini mendidiknya tanpa didasari keimanan dan ketaqwaan kepada Allah. Ketika anak pertamanya ada yang menyunting, Arini sangat selektif. Arini mengkhawatirkan dengan kemajuan anaknya, tanpa memberikan kesempatan pada anaknya unutk hidup mandiri. Dalam bayangan Arini, yang ada hanyalah duniawi. yang pada akhirnya anak yang kedua mendapat kegagalan dalam belajar. Arini sangat kecewa dan putus asa saat melihat kegagalan pada anak-anaknya. Keinginan dan kebahagiaan Arini tidak satupun terlaksana. Anak yang menjadi harapan tidak ada yang bisa menjadi kebanggaannya. Arini telah gagal dalam mendidik dan membesarkan anak-anak
7. J,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar