Diberdayakan oleh Blogger.

CONTOH CERPEN

Senin, 09 Mei 2011



SI CANTIK DAN SI BURUK RUPA

Pada jaman dahulu, di sebuah kota, tinggalah sekeluarga yang kaya raya dan terhormat. Tetapi, pada suatu hari habislah harta benda dan rumah mereka karena kebakaran. Akhrinya, mereka terpaska tinggal di sebuah rumah kecil di dalam hutan. Anak-anak yang tidak pernah berkerja di ladang merasa tidak senang.

Beauty adalah sibungsu yang baik hati dan selalu tersenyum. Dengan senang hati, ia membantu ayahnya. Pada suatu hari, datanglah kabar gembira bahwa kapal laut mereka telah kembali dan membawa hasil penjualan dengan mereka. Dengan gembira, ayah segera berangkat kepelabuhan.

‘’Wah…bagaikan mimpi,” katanya.

Kemudian anak-anakpun meminta oleh-oleh berupa pakaian dan permata kepada ayahnya.

Sang ayahpun segera menulis semua pensanan anak-anaknya. Tetapi Beauty hanya berkata, “karena ayah sudah terlalu banyak pesanan kaka,saya hanya ingin dibawakan setangkai bunga mawar.” Akhirnya, ayahpun pergi.

Ayah berangkat, ya! “.katanya.

Tetapi, begitu tiba di pelabuhan, seorang telah mencuri uang miliknya. Ayah sangat kecewa. Ditengah perjalanan, terjadilah badai salju sehingga ayah tersesat di hutan. Malam itu terjadi sebuah keanehan.

Ayah melewati jalan menuju ke istana yang megah, dan ia seperti terpancing untuk masuk ke dalam istana itu.

Selamat malam! Apa ada orang disini ? “

Tetapi, tak seorangpun yang keluar. Begitu ayahnya masuk kedalam, tampaklah di atas meja berjajar makanan yang enak.

Tanpa pikir panjang, ayah langsung menyantap makanan itu.

“Hem… perutku sangat kenyang.” Ayah yang kelelahan akhirnya tertidur keesokan harinya ketika ayah terbangun, tanpaklah bunga mawar cantik yang sendang mekar di halaman istana itu.


“ooh, yaa ! aku akan membawakan Beauty oleh-oleh setangkai bunga mawar.”

Kemudian ayah memetik setangkai bunga mawar. Tiba-tiba, “grao!” terdengar suara raungan yang sangat menakutkan.

“hiiiaaaww!”

Kemudian, tampaklah seekor bintang buas bertaring yang menyeramkan.

“kau telah memakan makananku, tidur dikamarku, dan mencuri bunga mawar kesayanganku!

Aku tak bisa memaafkanmu!”

Ayah minta ampun sambil berlutut.

“saya hanya memenuhi keinginan Beuaty, anak saya yang bungsu. Ampuni saya. “

“tidak bisa ! namun, kalau seorang anak gadismu kau serahkan kepadaku, kau akan ku ampuni.

Tetapi jangan coba menipuku. Bawalah anakmu itu olehmu sendiri kesini pada saat salju turun. Kalau kau mengikari janji, nyawamu dan ke 6 anakmu tak akan selamat. Mengerti ?

Naah, sekarang pulanglah, dan bawalah semua oleh-oleh ini untuk anakmu.”

Lalu ayah menaikan barang-barang pesanan anak-anaknya keatas kuda. Ayah juga membawa setangkai bunga mawar untuk beauty. Ayah pulang kerumah dengan diantar oleh si buruk rupa sampai ke ujung hutan.

“ayah pulang… “

Seluruh anak-anaknya menyambut dengan gembira.

Setelah meyerahkan oleh-olehnya, ayah segera menceritakan peristiwa yang menimpa dirinya.

“apa? Salah satu dari kami? Kalau begitu Beauty saja, sebab dialah yang meminta bunga mawar itu!” ujar kaka-kaka beauty menolak. Beauty yang berhati lembut menghibur ayahnya yang sedang cemas.

“ Ayah maafkan saya. Gara-gara saya, semuanya menjadi khawatir biarlah saya pergi.”

Kemudian Beauty berangkat bersama ayahnya dengan mengendarai kuda menuju sitana siburuk rupa. Ketika hari telah gelap, Beauty dan ayahnya tiba di istana itu.

“Wow! Istananya mengagumkan.” Mereka masuk kedalam istana. Diruang keluarga telah tersedia makanan enak yang mengundang selera keduanya.

Tiba-tiba, “brak!bruk!” terdengar suara langkah kaki yang berdebum. Beauty yang melihat wajah siburuk rupa gemetar ketakutan.

“perkenankanlah… Aku Beauty.” Dengan gemetar Beauty memperkenalkan diri sambil menenangkan dirinya yang sangat ketakutan. Si buruk rupa tetap menatap wajah beauty yang cantik jelita. Ia kemudian menyerahkan hadiah yang sangat banyak sebagai oleh-oleh untuk dibawa pulang ayah beauty. Beauty mengantarkan ayahnya pulang sambil menangis. Siburuk rupa kagum akan kesungguhan hati Beauty yang telah di tinggalkan ayahnya. Beauty yang ditinggal sendirian merasa sangat takut serta kesepian. Akhirnya ia pun tertidur. Beauty tertidur dan bermimpi. Tiba-tiba seorang pangeran yang tampan muncul didalam mimpinya. Dan meminta tolong kepadanya.

“ tolonglah aku! Jangan tertipu dengan penglihatan. Sadarkan aku yang sebenarnya. !

Keesokan harinya, siburuk rupa telah berada didepan beauty. Sambil menyodorkan makan pagi, ia berkata, “wah! Kau benar-benar baik hati..”

Siburuk rupa bersikap baik sehingga beauty hidup dengan senang diistananya yang besar.

Lama kelamaan beauty dan siburuk rupa menjadi sahabat. Pada suatu hari siburuk muka berkata.

“Beauty, maukah kau menikah denganku! ? “

Beauty teringat akan pangeran yang muncul dalam mimpinya. Ia pun menggelengkan kepala. Siburuk rupa pergi dengan wajah sedih.malam itu ketika beauty tidur, pangeran tampan muncul kembali dalam mimpinya sambil berkata dengan wajah sedih.

“beauty tolonglah aku!”

“apa yang harus kulakukan untuk menolong mu? “

Pada saat itu, ketika ia terjaga, siburuk rupa telah berada di depannya dan kembali mengajaknya menikah.ia mengelengkan kepalanya lagi karena ingat kembali kepada sang pangeran.

Pada suatu hari, Beauty sangat merindukan ayah dan kakak-kakaknya dan ingin bertemu dengan mereka. Kemudian ia meninta ijin kepada siburuk rupa. Dengan sedih, siburuk rupa melepaskannya.

“pulanglah kembali kesini. Kalau kau tidak pulang lagi, aku akan mati.”

Pagi harinya siburuk rupa mengantarkan beauty dan menaikannya keatas kuda putih.

Kuda ini akan mengantarkan sampai kerumah.” Kuda itu mengantarkan beauty kesebuah rumah yang cukup megah. Mereka sangat gembira atas kepulangan beauty karena kegembiraan berkumpul dengan keluarganya, beauty lupa waktu. Pada suatu malam Beauty bermimpi tentang si buruk rupa yang sedang bersedih. Beauty terjaga dari tidurnya. “wah, gawat ! aku lupa pulang dan telah melanggar janjiku.” Beauty mengemukakan alasannya kepada ayah dan saudara-saudaranya untuk kembali ke istana.

“bagaimanapun, si buruk rupa sangat baik hati.”

Beauty segera menunggang kuda putihnya kembali ke istana si buruk rupa. Ternyata siburuk rupa tengah jatuh sakit. Sudah beberapa hari dia menderita sakit badannya kurus kering hamper meninggal dunia sesampainya di istana beauty langsung menuju kekamar si buruk rupa.

Betapa kagetnya Beauty melihat siburuk rupa yang lemah seperti tak berdaya lagi.

Ketika siburuk rupa melihat Beauty, ia langsung menjulurkan tangan menyambutnya. Dengan tatapan yang sayu ia berkata pada Beauty, “maukah engkau menjadi istriku, ?” beauty yang merasa iba, sepontan menganggukan kepalanya sambil berkata, “ya!”

Tiba-tiba suasananya menjadi gelap. Terdengar suara petir di luar istana. Tidak lama kemudian suasana pun menjadi terang kembali. Di tempat tidur tersebut yang berbaring bukanlah si buruk rupa tadi, melainkan pangeran tampan yang selama ini ia temui dalam mimpi-mimpinya.

Kemudian pangeran itu duduk disamping Beauty dan berkata kepadanya dengan perkataan yang penuh kasih saying.

“Beauty, terima kasih. Aku telah disihir oleh penyihir jahat menjadi siburuk rupa. Sihir ituu bisa lenyap apabila ada seorang gadis yang berhati lembut mau menikah denganku. Aku benar-benar mengucapkan banyak terimakasih.”

Para pengawal istana yang telah disihir menjadi tikus pun berubah menjadi manusia. Setelah semuanya berubah kewujud semulah, akhirnya pangeran dan Beauty melakukan perinkahan.



SIMFONI


Waktu si Karl belum dating, hidup Om Bandowo rasanya damai. Bertahun-tahun hidup di lingkungan real estate kelasa menengah di bilangan sunter, dia angga sudah cukup afdal. Air sumur entah sedikit dan langsung bikin keropos kendaraan, tak apalah. Mana ada air besih lagi yang seratus persen bening di Jakarta. Air PAMnya uga sering kacau jadi ia oke-oke saja, orang sibuk lari ke luar kota cari pemandangan yang lebih alamiah Ia tidak peduli. Lama-lama luar kota bakal jadi luar kota kemana saja lari, cepat atau lambah orang juga akan di kuntit oleh pembangunan

Soalnya si Karl tampak semeraut ternyata orang manhatam itu sama sekali tidak dapat tidur dia bilang semalam suntuk kamar gerah bukan main. Katanya sama saja dengan didalam oven

Tapi karena sudah lelah dan udara agak sejuk waktu subuh saya akhirnya mulai dapat tidur tapi baru beberapa detik saya kaget. Di luar kedengarannya suara load speaker keras sekali saya meloncat bangun. Sialan! Ternyata itu tukang roti menawarkan rotinya berkoar-koar bagaimana sampai roti punya hak mengganggu ketenangan masyarakat yang sedang tidur seperti itu ?

Tapi begitu Karl masuk kamar bencana dating lagi sekarang tukang baso dengan mobilnya yang lebih berisik, dia muncul dengan speaker yang menyakitkan Karl langsung membuka pintu lagi dan terngangak di teras belum selesai mulutnya terbuka, disusul oleh tukang somay yang pakai sepeda tapi pakai bunyi-bunyian elektronik sehingga sangat efektif menganggu

Sore itu juga dia melepaskan Karl untuk berangkat ke Yogya, karena tak mampu hidup di Jakarta setelah Karl pergi selama ini dia menganggap dia itu biasa bagian dari kesibukan pagi dia tak pernah terganggu mendengar apa-apa. Apa karena telinganya telah buntet ? bagi esoknya pagi Karl mencoba bendengarkan bunyi-bunyian yang telah menyiksa dirinya aduuh betul juga ternyata tukang roti itu berkoar-koar dengan Load speaker seperti menggebrak orang telinganya jadi tesasa robek tiga bulan kemudian si Karl kembali muncul di rumahnya karena akan pulang ke negerinya tapi si Karl malah bertanya, apa boleh tinggal bareng dua malam dengan senang hati sebab ia sudah yakin karena rumahnya bebas polusi bunyi malam berlalu dengan santai besok paginya dia menunggu di teras dengan sarapan pagi dan senyum besar Karl menggelang kepala dan mengangkat pundaknya seperti kecewa. Yaitulah soalnya kata si Karl kalau tidak salah dulu waktu saya kemarin nginap disini mereka banyak sekali ada tukang roti, tukang somay, tukang sayur, dan macam-macam begitu.

Setiap mereka bunyi-bunyi dengan karakter masing-masing seperti sebuah simponi yang indah sekarang mereka kemana kenapa lingkungan ini seperti mati tidak ada kegairahan hidup seperti dulu? Simponi “ desisnya sambil mengenangkan bunyi-bunyian itu dan merasakan betapa sedihnya suasana tanpa semua itu maka begitu si Karl pergi langsung memanggil tukang-tukang itu dan berteriak

“ayoo, bunyikan lagi! Bunyikan yang keras simponinya!





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Iklan Abdi

Blogger news

Blogroll

Most Reading